27 September 2010

Sahabat Dalam Kafilah Dakwah

Perjalanan dakwah ini memang panjang dan meletihkan.

  1. Kadang-kadang, mungkin kita termengah-mengah kehabisan nafas untuk terus menjejakkan kaki hingga sampai ke tujuan.
  2. Kadang-kadang, mungkin kita tersenggok-senggok merasa tidak kuat dan hampir tertinggal oleh derapan serta gerakan para kafilah dakwah ini.
  3. Kadang-kadang, mungkin kita tersangkut dan terjatuh oleh aral yang melintang serta kesulitan yang dihadapi dalam perjalanan.

Tidak seorangpun di antara kita yang tidak pernah mengalami suasana perasaan seperti itu bahkan hampir semua kita, walau sekukuh manapun keperibadiannya, pasti akan mengalami situasi lemah dan merasa kekurangan tenaga.

Memang demikianlah sifat jiwa manusia sepertimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw dalam salah sebuah hadits sahih bahwa keimanan itu ada kalanya bertambah dan berkurang. Ia bertambah kerana amal soleh dan berkurang kerana kemaksiatan.

Tapi kita perlu ingat bahwa :

  1. Selama kita berusaha untuk tetap berada dalam kafilah ini, insyaAllah, kelemahan dan kekurangan kita tidak akan mampu menjatuhkan kita.
  2. Selama kita tetap komitmen bergerak dalam orbit komuniti jama’ah dakwah, insyaAllah kita akan menerima banyak keistimewaan dan barakah.
  3. Selama kita tetap memelihara hubungan baik dengan kafilah dakwah, insyaAllah semua kelalaian dan penyimpangan kita kemungkinan besar akan dapat diluruskan dan kembali kepada jalan yang benar.

Kesimpulannya adalah :

Kita hanya akan jatuh terhina, tenggelam dan terseret oleh arus yang lain tatkala kita berada di luar arus atau orbit jama’ah dakwah.

Salah satu barakah hidup bersama orang-orang soleh adalah, mereka sentiasa mampu memberi nasihat dan pencerahan hati bagi orang yang duduk bersamanya.

Sabda Rasulullah saw :

“Sebaik-baik sahabat adalah, orang yang bila engkau melihatnya, menjadikan kamu mengingati Allah”.

Renungkanlah perkataan Rasulullah saw tersebut.

Hanya sekadar melihat seorang teman yang soleh akan memberi cahaya kesolehan yang berbeza dalam diri orang yang melihatnya.

Melihat orang lain yang lebih tinggi kadar ibadah, zuhud, jihad dan ilmunya, pasti akan memberi pengaruh yang besar dalam diri kita.

Merekalah orang yang akan mempengaruhi tahap kezuhudan, ibadah dan jihad kita. Oleh kerana itu, para sahabat generasi pertama disebut sebagai generasi istimewa antara lain lantaran mereka sentiasa hidup bersama Rasululluh saw.

Di dalam kitab `Nuzhatul Fudhola’, ada seorang salaf mengatakan :

“Jika aku merasakan kekesatan hati, maka aku segera pergi dan melihat wajah Muhammad bin Wasi’”.

Abdullah bin Mubarak juga pernah mengatakan :

“Jika aku melihat wajah Fudhail bin Iyadh, aku biasanya menangis”.

Itulah salah satu prinsip yang dipegang oleh orang-orang soleh terdahulu. Bagi mereka, bertemu dengan saudaranya adalah bekalan kerohanian yang dapat membawa kepada kebangkitan ruhani mereka dan memang demikianlah yang berlaku.

Mari kita semak sebuah kisah yang disampaikan oleh Ibnul Qosim, salah seorang ulama fiqh di Mesir yang wafat pada tahun 191 H sebagaimana yang dinukilkan di dalam kitab `Tartibul Madarik’:

“Aku pernah mendatangi Imam Malik sebelum waktu fajar. Aku tanyakan dia tentang dua masalah, tiga masalah, empat masalah dan aku benar-benar melihatnya dalam suasana lapang.

Kemudian aku mendatanginya hampir setiap waktu sahur. Kadang-kadang kerana keletihan, mataku terasa mengantuk dan aku tertidur. Ketika Imam Malik keluar ke masjid, aku tidak mengetahuinya.

Kemudian aku dibangunkan oleh pembantunya sambil mengatakan:

“Gurumu tidak tertidur seperti kamu, padahal ketika ini usianya telah mencapai 49 tahun. Setahuku, ia hampir tidak solat subuh melainkan dengan wudhu’ yang dipakai untuk solat Isya’.”

Apakah yang terlintas dan terdetik di dalam jiwa kita tatkala mendengar kisah di atas?

Subhanallah!, riwayat-riwayat seperti itu banyak disampaikan dalam atsar sehingga sulit bagi kita untuk tidak menerimanya sebagai suatu kebenaran.

Disebutkan di sana, wudhu’ Imam Malik tidak batal sepanjang malam dalam rentang waktu hampir separuh abad di mana keadaan seperti ini biasa dilakukan pada malam-malam musim panas.

Maknanya, Imam Malik rela untuk menyedikitkan makan dan minum sepanjang hari sehingga ia mampu memelihara wudhu’nya.

Tercatat juga di dalam kitab `Nuzhatul Fudhola’ bahwa salah seorang salafus soleh pernah bercerita :

“Aku pernah bangun pada waktu sahur untuk mempelajari Al Qur’an kepada Ibnu Akhram, seorang ulama’ Damsyik. Tapi ternyata kehadiranku telah didahului oleh sekitar 30 orang dan aku belum memperolehi giliran sampai datang waktu asar.”

Kebiasaan pada waktu itu, setiap orang diberi giliran untuk mempelajari Al Qur’an sekitar 2 halaman.

Lihatlah terhadap kesabarannya yang luar biasa untuk menanti giliran membaca 2 halaman Al Qur’an dari sebelum fajar hingga waktu asar. Yang lebih menghairankan lagi, kedatangannya sebelum fajar telah didahului oleh kurang lebih 30 orang.

Membaca dan menelaah tatacara kehidupan orang-orang soleh juga mampu membangkitkan semangat baru dalam diri kita. Boleh dikatakan, membaca dan menelaah kehidupan mereka hampir sama dengan kita menziarahi dan berhadapan dengan mereka sehingga kitapun menerima barakah dari Allah kerananya.

Oleh kerana itulah, Imam Ibnul Jauzi pernah mengatakan di dalam kitab `Qimmatuz zaman `indal ulama” :

“Aku berlindung kepada Allah dari tatacara kehidupan orang yang tidak mempunyai cita-cita tinggi hingga dapat diteladani oleh orang lain yang tidak mempunyai sikap wara’ yang boleh ditiru oleh orang yang ingin berzuhud.

Demi Allah, hendaklah kamu mencermati perilaku suatu kaum, mendalami sifat dan berita tentang mereka kerana dengan memperbanyakkan meneliti kitab-kitab mereka adalah sama dengan melihat mereka.

Bila engkau mengatakan telah mendalami 20,000 jilid buku, bererti engkau telah melihat mereka melalui kajian engkau terhadap tingkatan semangat mereka, kepandaian mereka, ibadah mereka, keistimewaan ilmu yang tidak pernah diketahui oleh orang yang membacanya……..”

Maka, marilah kita sering mengunjungi saudara kita di atas jalan ini. Jangan jauhkan mereka dari hati kita.

Selalulah berkunjung, bertatap muka dan memandang wajah mereka. Di sanalah kita akan menemui keberkatan hidup berjama’ah yang dapat memberi bekalan bagi jiwa agar kita dapat meneruskan perjalanan ini hingga sampai ke tujuan dan matlamat yang terakhir iaitu ridha Allah dan syurgaNya.

Ya Allah, kekalkanlah kaki-kaki kami di atas jalan dakwah yang mulia ini walaupun perjalanannya panjang dan meletihkan serta dipenuhi oleh segala onak dan duri. Jadikanlah sahabat-sahabat seperjalanan kami sebagai teman setia yang mampu memberi kekuatan tenaga dan pencerahan hati kepada kami sehingga kami menemuiMu dalam keadaan mendapat keridhaanMu serta syurga yang dijanjikan.

Ameen Ya Rabbal Alameen

25 September 2010

CINTA DALAM DIAM

Cintailah ia dalam diam, dari kejauhan, dengan kesederhanaan dan keikhlasan…

Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba…mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya…


Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allahmaka ia pun berhilir hanya kepada Allah..“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat:49)“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, danorang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelakidan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akanmemampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS. An Nuur: 32)“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmuisteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir. ” (QS. Ar-Ruum:21)


Tapi jika memang kelemahan masih nyata dipelupuk matamaka bersabarlah… berdo’alah… berpuasalah…

" Wahai kaum pemuda,siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untukmenikah,maka menikahlah,sesungguhnya menikah itu memelihara mata,danmemelihara kemaluan,maka bila diantara kamu belum sanggup untukmenikah,berpuasalah,karena ssungguhnya puasa tersebut sebagaipenahannya ” (Hadist)“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatuperbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ” (QS. Al Israa’ :32)


Cukup cintai ia dalam diam… bukan karena membenci hadirnya…tapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia…tapi meraih surga-Nya bukan karena lemah untuk menghadapinya…tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..


Cukup cintai ia dari kejauhan… karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari cobaankarena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangankarena hadirmu mungkin saja ‘kan membawa kenelangsaan hati-hati yang terjaga…


Cukup cintai ia dengan kesederhanaan… memupuknya hanya akan menambah penderitaan menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaanmengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan…


Maka cintailah ia dengan keikhlasan karena tentu kisah fatimah dan ali bin abi thalib diingini oleh hati…tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi…?

“ …boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat burukbagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ” (QS. AlBaqarah:216)“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, danlaki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), danwanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-lakiyang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yangdituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduhitu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS.An Nuur:26)


Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan…

karena tiada yang tahu rencana Tuhan…mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan

karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan…serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya… “Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.)

05 September 2010

Ini Sejarah Kita ( ISK )




Fahamkah anda akan graf di tersebut? Graf tersebut adalah berkenaan dengan tempoh masa dari penyebaran Islam di Tanah Arab sehinggalah pada masa kini. Cuba anda lihat, di manakah tahap kita berada sekarang? Di manakah zaman yang sedang kita berbahagia berada? Ya Allah… terlalu sukar untuk kita bayangkan. Adakah zaman kita sekarang setaraf dengan zaman Jahiliyah dahulu kala? Wallahualam. Kepada mereka yang belum memahami setiap butiran yang berada pada graf tersebut bolehlah membaca sedikit penerangan di bawah ini.

Sebelum kedatangan Islam di Tanah Arab, era ini dinamakan sebagai zaman gelap masyarakat Arab. Masyarakat ini asalnya mengikut ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s. tetapi telah terpesong kepada penyembahan berhala dan nenek moyang. Mereka mempunyai semangat assobiyah yang sangat tinggi dan ketika ini sangat berleluasa berlakunya perlakuan zina, judi, pembunuhan anak perempuan dan juga penindasan terhadapan golongan miskin dan anak yatim.

Selepas penurunan wahyu pertama, era ini kemudian dinamakan sebagai era Mekah. Era ini berlansung selama 13 tahun (610 – 623M). Selama berlangsungnya era ini, Rasulullah s.a.w. beserta para sahabat terbabit dalam pendakwahan di mana ianya bermula dengan mereka yang terdekat dan dipercayai serta seterusnya kepada seruan terbuka. Dakwah Islamiyyah ini tetap diteruskan walaupun mengharungi pelbagai mehnah dan tribulasi seperti penentangan oleh kaum Quraisy dan juga Bani Tha’if. Selama 13 tahun baginda s.a.w. melakukan dakwah, hanya 300 orang sahaja yang menerima Islam (anggaran).

Dengan perintah Allah, Rasulullah s.aw. berhijrah ke Madinah. Kaum muslimin terpaksa meninggalkan kampung halaman, harta dan ladang-ladang mereka. Negara Islam Madinah telah dibina dengan mengangkat Rasulullah s.a.w. sebagai pemimpin. Era ini berlangsung selama 10 tahun (623 – 633M). Dengan adanya kuasa, pelbagai syariat telah diturunkan dan dilaksanakan dalam sistem negara. Manusia dapat melihat Islam daripada sudut aqidah, sosial, ekonomi dan perundangan. Dalam suasana ini, Allah s.w.t. telah mensyariatkan pelbagai hukum kepada ummat Islam. Setelah 10 tahun di Madinah, seramai 124 000 orang (atau 144 000 orang) telah menerima Islam (dianggar berdasarkan Haji Wada’ pada tahun 10 Hijrah).

Era Khulafa’ Ar- Rashidin bermula pada 633 sehingga 661 masihi sejurus selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. Ianya bermula dengan pemerintahan Abu Bakar As-Siddiq, diikuti Umar Al-Khattab, Uthman Al-Affan dan Ali Abi Talib. Sepanjang era Khulafa’ Ar-Rashidin, berlaku pengukuhan dan perluasan Daulah Islamiyyah.

Era umayyah pula bermula pada 661 hingga 750 masihi. Khalifah pertama adalah Muawwiyah bin Abi Sufyan menandakan di mana bermulanya era pemerintahan berbentuk dinasti. Kerajaan Bani Umayyah berpusat di Damsyik, Syam dan antara tokoh pemerintah yang terkenal dalam era ini adalah Umar bin Abdul Aziz. Dalam era ini, berlaku perluasan kuasa Islam secara besar-besaran.

Era Abasiyyah pula bermula pada 750 hingga 1265 masihi. Dibahagikan kepada 2 zaman iaitu Zaman Keemasan dan Zaman Kejatuhan. Kerajaan Abassiyyah diasaskan oleh Abu Al-Abbas Abdulllah dan berpusat di Kota Baghdad (Iraq). Zaman keemasan kerajaan Abassiyyah berlangsung ketika pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid yang menandatangani perjanjian dengan Empayar Tang China dan Khalifah Al-Makmun yang terkenal dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Ketika era ini, pelbagai tokoh Islam yang dikagumi seperti Ibn Battutah dan Ibnu Nadhir yang terlibat secara tidak langsung dalam Baitul Hikmah, tokoh-tokoh ilmu fiqh seperti Imam Syafie dan Imam Malik serta tokoh-tokoh ilmu hadis seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim. Tatkala Kerajaan Abbasiyyah berada di kemuncak kegemilangan, serangan monggol berlaku pada 656 Hijrah (1258 M).

Dengan kejatuhan era Abasiyyah, Kerajaan Turki Uthmaniyah mulai naik. Kerajaan ini diasaskan oleh ‘Uthman Gazi. Kerajaan ini bermula pada 1265 hingga 1924 M dan pernah menguasai sehingga Austria, Hungary, Romania, Bulgaria, Czech, Yugoslavia dan Albania. Antara pemerintah yang terkenal adalah Sultan Muhammad II Al-Fateh di mana beliau berjaya membuka Kota Constantinople pada 857 H (1453 M). Beliau juga menguasai Selatan Greek, Albania dan Ukraine. Beliau mengarahkan misi ke Rom dan tentera Islam berjaya menawan Otranto. Tetapi misi ini terbantut dengan kematiannya pada 886 H (1481 M).

Era kejatuhan khalifah berlaku sejurus Kekalahan kerajaan Uthmaniyyah dalam peperangan Perang Dunia I. Sultan Abdul Hamid II17 (1876 – 1909 M) merupakan sultan kerajaan Turki ‘Uthmaniyyah yang terakhir yang betul-betul mengamalkan sistem khilafah. Kejatuhan ini dibantu oleh kemunculan Mustafa Kamal Attartuk, seorang jeneral tentera, yang ditonjolkan oleh British sebagai tokoh kepimpinan yang hebat. Selepas itu, Umat Islam kehilangan sistem khilafah yang menaungi umat Islam secara global dan segala usaha untuk menghidupkan kembali pemerintahan khilafah belum mendatangkan hasil.

Amat malang sekali, kejatuhan ini tidak begitu diketahui oleh umat Islam secara umum. Kenapa ini boleh berlaku? Tanah umat Islam di timur tengah dipecah-pecah mengikut citarasa penjajah. Wilayah Islam dipecah-pecahkan mengikut geografi. dan mengikut kawasan seperti Palestin, Mesir, Algeria, Maghribi, Tunisia, Syria dan negara-negara Islam yang lain. Dengan wujudnya wilayah-wilayah yang berasingan ini menjadikan setiap negara hanya mempertahankan negara sendiri sahaja tanpa mempedulikan negara Islam lain yang diserang. Tidak hairanlah ketika Palestin diserang, apakah yang dilakukan oleh negara-negara Islam yang lain? Wallahualam

01 September 2010

Kapal “Gaza” bersedia untuk bantuan kemanusiaan Pakistan



Rabu, 01/09/2010 – Kapal “Gaza” sedang bersiap sedia untuk berlayar membawa misi bantuan kemanusiaan yang baru, kali ini ke Pakistan, yang teruk dilanda bajir kilat. Kapal ini adalah salah satu dari anak kapal armada “Freedom Flotilla” yang telah diserang tanpa hak oleh pasukan tentera Zionis bulan Mei lalu.

Dipetik daripada “Al-Jazeera Net”, Pengerusi Suruhanjaya Bantuan Kemanusiaan, Bulent Yildirim, menegaskan bahawa armada ini akan tetap meneruskan misi bantuan kemanusiaannya, “meskipun maih terluka akibat serangan “Israel” ke atasnya di perairan antarabangsa semasa armada ini dalam perjalanannya membawa bantuan kemanusiaan ke kawasan yang yang menghadapi krisis dan peperangan yang lalu”.

Jelas Yildirim lagi, kapal akan bertolak dari Pelabuhan Iskenderun, Turki, sambil membawa bahan bantuan untuk rakyat Pakistan. Pakistan sedang menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarahnya apabila dilanda banjir yang memusnahkan lebih satu perlima dari negara ini.

nak informasi lagi >>> cintai palestine...


like